Santri itu harus Shalih li Kulli Zaman wa Makan

 


    Sahal Mahfudz, adalah salah satu alumni Pendidikan Bahasa Arab IPMAFA, menceritakan beberapa hal tentang kepesantrenan dan kampus IPMAFA.

Peran pesantren yang sangat vital adalah pembentukan karakter, bahwa pembentukan karakter ada tiga aspek yaitu:

·         1. Moral knowing atau pengetahuan tentang akhlak. Sebagaimana kita di IPMAFA yang bebasis pesantren kita diajarkan pengetahuan tentang moral.

·             2. Moral feeling atau perasaan. Yaitu, merasa bahwa akhlak itu sangat penting sekali dan kaitannya dengan sikap.

·            3.  Moral behavior, yang menjadi hal paling penting di pesantren bahwa  di pesantren sebagai sub kultur memiliki budaya sendiri yang berbeda dengan budaya yang diterapkan di masyarakat. Diantaranya adalah pembentukan nilai nilai kepesantrenan seperti nilai khidmah, nilai tawadhu, nilai istiqomah dalam beribadah, nilai Al-Kifah Al-Mudawamah (spirit kemajuan), nilai perjuangan dan totalitas untuk berkhidmah di masyarakat, dan nilai nilai kesederhanaan, keistiqomahan juga semangat belajar.

Santri itu harus Shalih li Kulli Zaman wa Makan artinya, seorang santri harus bisa relevan, sholih, dan bermanfaat bagi siapapun di semua tempat dan waktu. Selain itu, seorang santri juga harus memiliki sifat akrom Inna akromakum indallahi atqokum artinya, bahwa seorang santri juga harus mau melestarikan nilai nilai kepesantrenan yang ditanamkan oleh para kiyai.

Kalau ada kampus yang lahir di pesantren, maka kampus itu adalah kampus yang kaya. Karena dia dilandaskan pada nilai nilai kepesantrenan. Itu merupakan suatu hal yang ketika kita belajar di kota kota besar atau di kampus kampus pada umnya sangat jarang kita temui.

Di IPMAFA itu suasana dan iklimnya masih pesantren. Bisa dilihat dari simbol, biasanya masih ada mahasiswa yang masih berpeci atau bersarung. Tapi juga ada hal yang sifatnya  tradisi seperti mengadakan kajian kajian kitab kuning secara mandiri, beberapa ketika mungkin ada satu kelas mengadakan makrab pasti tidak lepas dari unsur ziarah dan lain lain jadi masih ada tradisi semacam itu.

(Dzikrina Abdillah)

Simak videonya :

Post a Comment

0 Comments